Judul: Diary Princesa
Penulis: Swistien Kustantyana
Penerbit: Ice Cube Publisher
Terbit: Febuari 2014
Tebal buku: 262 halaman
ISBN: 9789799106797
Novel Diary Princes merupakan salah satu dari 13 Seri Bluestoberi dari Ice Cube Publisher. Walaupun tidak masuk tiga pemenang utama lomba yang lalu, tetapi tentu memiliki daya tarik tersendiri sehingga editor memutuskan menerbitkannya. Pasca membaca seri lain, saya sempat beranggapan ceritanya akan masih sama menguras rasa sedih.
Cerita cinta. Tema yang universal tapi memang tidak pernah sepi peminat. Ada Princesa yang cantik, cerdas, populer di sekolah, tapi sesungguhnya tidak memiliki percaya diri sehingga selalu membutuhkan kehadiran orang lain di sisinya. Sementara kakaknya, Jinan, justru sangat bertolak belakang yang memiliki sifat ceplas-ceplos, moody, dan dianggap aneh oleh kawan-kawannya. Tetapi tidak bagi Nathan, teman Jinan, yang kerap main ke rumah mereka.
Konflik mulai muncul ketika Cesa, sapaan princesa, diam-diam jatuh cinta kepada Nathan. Walaupun ada dua cowok populer di sekolahnya yang jelas-jelas mengejarnya. Sayangnya, hati Nathan tersembunyi hanya untuk Jinan. Sementara Jinan dengan karakter yang memiliki kecenderungan penyakit psikologi tertentu, anehnya lebih memilih lelaki yang tidak pernah memerdulikannya.
Masing-masing tokoh cukup menonjolkan karakter. Terlebih antara Cesa dengan Jinan sangat berbeda 180 derajat. Point of view orang pertama memang menceritakan dari pandangan Cesa. Tetapi penulis dapat mengeksplore sikap Jinan dengan sifat “berbeda”-nya itu melalui pernyataan hingga tingkah laku. Dan jawaban mengapa Jinan seperti itu akan ditemukan di setengah akhir novel.
Gaya bahasa yang populer sangat tepat untuk segmen remaja hingga dewasa muda. Beberapa tulisan terdapat kalimat menggelitik sehingga saya terkadang membaca seraya tersenyum. Poin ini yang mematahkan prasangka awal saya kalau Seri Bluestoberi kerap mengumbar kesedihan. Walaupun, karakter Seri Bluestoberi tetap mendominasi ceritanya.
Membaca Diary Princes seakan menyusuri perjalanan Cesa sebagai anak muda cantik dengan “kekurangan” yang disembunyikannya. Mulai soal rasa sampai masalah keluarga sedari kecil. Seakan membuka tabir kehidupan gadis-yang-terlihat-sempurna. Dari banyak cowok yang mengejarnya, dia hanya mengharapkan alasan cinta yang sederhana. Bukan karena kecantikannya, bukan karena kecerdasannya, bukan karena kepopulerannya. Tapi karena dirinya.
Sanggupkah Cesa meraih cinta seperti itu?